Selasa, 24 Agustus 2010

100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL

Pameran Satu Abad Kebangkitan Perempuan dan Monas Lautan Bunga

Kementerian Negara Pemberdayaan perempuan RI, ikut memperingati 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional dalam bentuk Peringatan Satu Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia untuk merefleksikan apa yang telah diperbuat perempuan Indonesia dalam kurun waktu seratus tahun agar menjadi inspirasi dan motivasi bagi perjalanan bangsa Indonesia terutama kaum muda ke masa depan.

Salah satu kegiatan yang menjadi icon Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Perempuan Indonesia bertemakan "Pemberdayaan Perempuan Dalam Membangun Kehidupan Berkeluarga, Bermasyarakat, Berbangsa dan bernegara Guna Memperkokoh dan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia – NKRI".

Sejarah Perjuangan Perempuan Indonesia dalam kurun waktu 100 Tahun pada pameran ini diwujudkan dalam beberapa cluster/bagian, yang akan menceritakan rangkaian perjalanan Perempuan Indonesia sejak tahun 1908 sampai 2008 melalui foto dan simbol-simbol lainnya, yang bisa bercerita, sebagaimana ungkapan "satu foto lebih berarti dari sejuta kata"

Cluster pertama menggambarkan Tujuh Periode Sejarah Pergerakan Perempuan Indonesia, yang terbagi dalam periodesasi 1908–1928 adalah masa pergerakan untuk bangkit merebut kemerdekaan dari kaum penjajah Belanda, 1928–1945 merupakan masa kolonial dimana kaum perempuan Indonesia masih banyak terkungkung dan menyelesaikan pekerjaan domestik. Sedangkan masa revolusi kaum perempuan ada pada periode 1945-1950, pada masa ini sudah mulai bermitra dengan kaum laki-laki memperjuangkan kemerdekaan dan sekaligus membebaskan kaum perempuan dari tindakan-tindakan diskriminatif.
Periode 1950–1965 adalah masa orde lama dimana kaum perempuan Indonesia sudah lebih terbuka lagi untuk berada di ranah publik dan sebagian kecil berada di arus utama politik/kabinet. Periode 1965 – 1967, masa peralihan dimana kaum perempuan Indonesia sudah mulai berpolitik dan memasuki organisasi-organisasi yang ada dimasanya. Dimasa orde baru, yaitu pada periode 1967–1998 merupakan masa peningkatan kualitas hidup kaum perempuan di berbagai bidang pembangunan dan pada masa tersebut telah dibentuk Kementeri Muda Urusan Peranan Wanita (1978–1983) hingga sekarang. Periode 1998 sampai dengan sekarang, merupakan masa reformasi. Pada masa ini kaum perempuan sudah berada di ranah publik, dan kiprah perempuan Indonesia telah menunjukkan kesetaraan dengan kaum laki-laki.

Selain itu, juga dipamerkan foto-foto dari para tokoh daerah yang aktif memperjuangkan perbaikan kehidupan perempuan di daerahnya dan selalu merekat bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada bagian lain dari pameran ini, ditampilkan beragam karya dan prestasi perempuan di bidangnya yang merupakan cara positif pemerintah pada waktu dalam memotivasi dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan, antara lain seperti Penerima Penghargaan Kalpataru, Upakarti, Adipura.

Di samping itu juga terdapat stand pameran yang mempromosikan produk dari kelompok perempuan binaan pemerintah pusat dan daerah dari berbagai sektor. Kelompok perempuan ini tergabung dalam berbagai usaha produktif seperti industri kecil, Unit Koperasi, Kelompok Usaha Bersama yang bertujuan untuk mengangkat ekonomi keluarga dan masyarakat.
Ibu Ani mengunjungi stan pada Pameran 1 Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia, di Silang Monas, Sabtu (30/8) pagi. (foto: abror/presidensby.info)
Ibu Ani memukul kentongan membuka Pameran 1 Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia, di Silang Monas, Sabtu (30/8) pagi. (foto: abror/presidensby.info)

Pameran Seratus Kebangkitan Perempuan Indonesia ini, dibuka oleh Ibu Negara, Nyonya Ani Bambang Yudhoyono, dengan beberapa acara spesifik diantaranya penyerahan kruisteek terpanjang karya kelompok perempuan Desa Hutan Perum Perhutani KPH Ngawi. Kruisteek yang telah mencatat rekor MURI 2007 ini berisi pesan bahwa perempuan harus berupaya menjaga dan melestarikan hutan agar tidak dirusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.
Ibu Ani menerima kruisteek dari kelompok perempuan Desa KPH Ngawi, pada Pameran 1 Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia, di Silang Monas, Sabtu (30/8) pagi. (foto: abror/presidensby.info

Pada acara pembukaan ini juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada 4 orang perwakilan perempuan berprestasi yaitu Mariana Sutadi, SH (dibidang yudisial), Hj. Aisyiah Amini, SH.MH (mengukir karir di bidang politik), Prof. Dr. Edi Sediawati (ilmuwan dibidang kebudayaan) dan Mursiah Zafril Ilyas (perintis dan pengembang koperasi tanggung renteng).

Selain itu, Penyerahan pohon sukun dan kelapa kepada tujuh perempuan yang mewakili bidang pendidikan (Mursyiah - Ketua Koperasi Sekolah Perempuan Ciliwung), bidang Kesehatan (Farida Salahuddin Wahid - Muslimat NU bidang Kesehatan Sosial dan Lingkungan), bidang politik (Dra.Hj. Sumhastuti Toton - Kaukus Perempuan Politik Indonesia), bidang Hukum (DR. Sulistyowati Irianto - dosen program Kajian Wanita UI), bidang ekonomi (Sri Suhartati – pensiunan PNS yang sukses dalam usaha mikro pelayanan catering), bidang sosial budaya dan lingkungan (Dra. Hj. Margaretha Gauthama, MSc – perwakilan LSM Warastri Perhimpunan Masyarakat Menteng) bidang media (Dra. Ninuk Mardiana Pambudy – Wartawati Harian Kompas).
Ibu Ani menyerahkan pohon pada peringatan satu Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia, di Silang Monas, Sabtu (30/8) pagi. (foto: abror/presidensby.info)
Dipilihnya kedua jenis pohon tersebut menyimbolkan bahwa perempuan harus berperan aktif dan mengajak semua orang untuk menanam, menjaga dan melestarikan tanaman yang memberi manfaat besar pada kehidupan manusia.

Buah sukun yang mengandung pati dan karbohidrat, bisa diolah menjadi tepung dan berguna sebagai bahan baku pembuatan macam-macam kue yang mengandung protein lebih tinggi dari ubi kayu, ubi jalar, pisang dan haddise, yang bisa pengganti tepung terigu dengan pengolahan yang lebih muda. Sedangkan kelapa merupakan tanaman yang serbaguna, mulai dari akar hingga pucuknya bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada bentuk tertentu ternyata tidak benar buah kelapa merupakan penyebab kolesterol, jantung koroner dan penyumbat pembuluh darah, malah sebaliknya kelapa menjadi tanaman obat dan dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit, bahkan air kelapa kopyor baik dikonsumsi oleh ibu hamil dan berkhasiat untuk kesehatan.

Pada bagian akhir acara puncak ini, Ibu Negara mengukirkan tandatangan pada pesannya yang menjadi tanda pembukaan Pameran 1 Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia secara resmi.

1 komentar:

  1. piiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiipppppppppppppppppppppppppppppppppppppppp!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

    BalasHapus