Selasa, 24 Agustus 2010

 My Calendar  Search 
   
 
July 2010
Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat
        1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
September 2010
Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat
      1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30    
August 2010
Public Access


Category:
Category: All

Sun Mon Tue Wed Thu Fri Sat
01
View this eventShow @ Madiun
02
View this eventShow @ Blitar
03
04
View this eventShow @ Surabaya
05
06
View this eventKEMERDEKAAN - TRANSTV
07
View this eventINDONESIAN IDOL RESULT SHOW - RCTI
08
View this eventShow @ Jakarta
09
View this eventSENSASI - SCTV
10
View this eventMANTAP - ANTV
View this eventDAHSYAT - RCTI
11
12
View this eventRAMADHAN - RCTI
13
14
15
View this eventShow @ Jakarta
16
17
View this eventKEMERDEKAAN - SCTV
18
19
View this eventShow @ Bali
20
21
View this eventMusic Special - RCTI
22
View this eventBNI - TRANS7
23
24
View this eventHUT SCTV
25
26
27
28
29
30
31
View this eventDERINGS (Special) - TRANSTV
       

ungu






Album : 1000 KISAH SATU HATI
Tahun Rilis : 2010
Produksi : TRINITY OPTIMA PRODUCTION
Jenis : Album Keenam

Setelah menunggu setahun, album terbaru Ungu akhirnya rilis pada tanggal 18 Agustus 2010. "Doa Untuk Ibu" Merupakan single perdana dan juga sebagai Single Religi.

1. Mabuk Kepayang
2. Dirimu Satu
3. Dia Atau Diriku
4. I Need You
5. Percaya Padaku
6. Almost Soulmate
7. Saat Bahagia
8. Selamanya
9. Sampai Kapanpun
10. In Time
11. Hakikat Cinta
12. Doa Untuk Ibu 


Copyright © 2008 Trinity Optima Production. All rights reserved.










 
     
UNGU FOTO SESI UNTUK COVER ALBUM RELIGI
24 Jul 2009
Jakarta – Kamis (23/7) kemarin UNGU terlihat sibuk disebuah studio foto di daerah Menteng Jakarta Selatan. Ternyata mereka sedang melakukan foto sesi untuk persiapan cover album religi terbaru
Read more...
Ungu Syuting Video Klip -Hampa Hatiku-
17 Jun 2009
Pasha, Makki, Oncy, Enda dan Rowman, terlihat begitu menikmati dan bersemangat saat syuting video klip single Hampa Hatiku yang berlangsung di Gedung Kertaniaga, kawasan bangunan-bangunan tua, wilayah Kota, Jakarta Pusat, Senin 30 Maret 2008.
Read more...    
CLIQUERS TAMPIL DALAM PROGRAM LUPING SCTV
30 Jul 2009
Jakarta – Perwakilan Cliquers sebanyak 15 orang akan segera tampil dalam acara LUPING - SCTV di studio Penta, Kebon Jeruk.
Read more...
Album baru Ungu Sudah Rilis!
23 Aug 2010
Setelah menunggu setahun, album terbaru Ungu akhirnya rilis pada tanggal 18 Agustus 2010. "Doa Untuk Ibu", dimana lagu tersebut juga menjadi salah satu single religi Ungu.

UNGU Terpilih Menjadi Brand Ambassador VENERA
12 Aug 2010
Jakarta (21/7) - Pertengahan bulan Juli 2010 ini, Band UNGU telah terpilih menjadi brand ambassador salah satu produk handphone, yaitu VENERA...

Syuting Doa Untuk Ibu
12 Aug 2010
Konsep video klip ‘Doa Untuk Ibu’ oleh Ungu kali ini menceritakan tentang kerinduan seorang ibu terhadap anaknya...

Duta Cliquers Purwakarta Terpilih!
24 Jun 2010
Hari Minggu, 20 Juni 2010 adalah hari yang special bagi CLIQUERS PURWAKARTA. Bertempat di Café B’Ijah Jl.Taman pahlawan, Purwakarta...

Ungu menerima piagam sebagai Duta GAUL (Gerakan Aksi Untuk Lingkungan)
11 Jun 2010
Selasa (8/6) bertempat di Hotel Borobudur, Ungu menerima piagam sebagai Duta GAUL (Gerakan Aksi Untuk Lingkungan) bersama dengan Audy dari Menteri Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta...

lilyana natsir

LILYANA NATSIR : DEMI BULUTANGKIS HANYA MENGECAP SEKOLAH DASAR

Posted by valsus on 02/19/2009
lilyana-natsirDi usia 12 dia meninggalkan rumah sebagai pemula. Di usia 21 dia kembali ke rumah sebagai jutawan. Di usia 12 dia memutuskan meninggalkan sekolah. Di usia 21 dia salah satu pemain bulu tangkis terbaik Indonesia–ganda campuran adalah spesialisasinya. Di kancah internasional, Lilyana Natsir menempati peringkat kedua dunia untuk ganda campuran.
Sembilan tahun Lilyana “menukarkan” hidupnya dengan bulu tangkis. Sembilan tahun bulu tangkis menjadikan dia bintang yang naik-turun podium kehormatan. “Orang tua saya menghargai keputusan saya meninggalkan sekolah. Syaratnya harus serius,” ujarnya kepada Tempo.
Gadis asal Manado itu mematuhi syarat orang tuanya, Beno Natsir dan Olly Maramis. Hasilnya? Sepanjang kurun 2000-2001, dia memenangi berbagai kejuaraan di tingkat nasional nomor ganda putri. Dia menjadi finalis Singapura Terbuka pada 2004 dan Swiss Terbuka 2005 serta semifinalis All England 2005.
Bersama pasangannya, Nova Widhianto, Lilyana menjuarai Indonesia Terbuka 2005, SEA Games 2005, dan Asian Badminton Championship 2006. Tak diunggulkan pada Kejuaraan Dunia di Anaheim, Amerika Serikat, pada 2005, Lilyana-Nova membawa pulang gelar juara.
“Terharu dan bangga bisa ngasih emas buat negara,” ujarnya kepada Tempo. Seusai dia berlaga, Beno dan Olly meneleponnya, menyatakan betapa bangga keduanya kepada putri kecil mereka.
Saat ke Amerika, dia satu-satunya atlet putri dalam kontingen bulu tangkis Indonesia. Toh, Lilyana tidak jengah. Gadis belia ini amat tomboi dalam penampilan sehari-hari. Rambutnya pendek, dicat merah. Lemari bajunya dipenuhi kaus dan jins. Harum parfum Calvin Klein yang masih menunjukkan identitas kewanitaannya.
Lahir di Manado, Sulawesi Utara, 9 September 1985, Lilyana datang dari keluarga pencinta bulu tangkis. Di waktu senggang, dia bersama ibu dan pembantunya kerap mengisi waktu dengan bermain badminton di depan rumah. Melihat bakat dalam diri si putri bungsu, orang tuanya mendaftarkan dia ke klub PB Pisok di Manado.
Pada 1997, dia hijrah ke klub PB Tangkas di Jakarta. Usianya 12 tahun ketika itu. Bagi seorang gadis kecil, sendirian dan jauh dari keluarga ibarat prahara. Tiap malam, Lilyana kenyang menangis. Kerap dia tergoda untuk menyerah dan kembali ke Manado.
Kala itu, Lilyana menjadi atlet paling kecil di klub. Para seniornya di klub, yang kebanyakan dari suku Batak, memanggilnya dengan nama kesayangan Butet.
Genap setahun merantau, Butet pulang ke Manado untuk berlibur. Suasana rumah yang hangat membuatnya enggan kembali ke Jakarta. Tapi ibunya dengan tegas melarang. “Mereka bilang sudah kepalang tanggung,” Butet menirukan ucapan kedua orang tuanya.
Kerja keras gadis kecil itu tidak sia-sia. Dia dipanggil masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) pada 2002. Tujuh jam tiap hari Butet berlatih di hall bulu tangkis Cipayung. Dan mencatatkan prestasi demi prestasi.
Olahraga bulu tangkis mengalirkan penghasilan jumbo untuk Butet. Rekening pribadinya berisi hingga miliaran rupiah. Kontrak per tiga bulannya di pelatnas saja mencapai Rp 100 juta. Kakaknya, Kalista Natsir, seorang dokter, sempat “iri”. Dan siapa yang tidak?
Di usia semuda itu, dengan modal pendidikan hanya sekolah dasar, Butet mampu membeli mobil Nissan X-Trail. Dua pekan lalu, dia mendapat satu mobil Yaris sebagai bonus prestasi. Nona Manado ini berniat membeli sebuah rumah di Cibubur. “Penghasilanku lebih dari cukup,” ujarnya.
Semua ini harus dibayar mahal dengan latihan ketat setiap hari yang kerap membosankan. Butet memupus rasa bosan dengan nonton film, jalan-jalan ke mal, atau makan di luar bersama kawan-kawannya.
Sesekali dia mengisi akhir pekannya dengan dugem atau bermain biliar. Ditemani secangkir kopi, Lilyana betah berjam-jam menyodok bola biliar. Dia juga gemar bermain game di komputer atau menonton televisi di kamarnya yang berukuran 4 x 4 meter persegi.
Liburan panjang dan Natal adalah saat yang amat dia nantikan. Butet pasti pulang kampung. Semua masakan Manado dilalapnya, termasuk sup tikus hutan. Dia menyimpan cita-cita menjadi seorang pelatih. Tapi memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah.
“Sudah terlalu banyak ketinggalan kalau harus mulai dari awal,” ujarnya. Dia menukarkan pendidikannya untuk bulu tangkis. Boleh jadi, tidak sia-sia: bulu tangkis membawa Lilyana Natsir menjelajahi dunia jauh sebelum usia 21.

100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL

Pameran Satu Abad Kebangkitan Perempuan dan Monas Lautan Bunga

Kementerian Negara Pemberdayaan perempuan RI, ikut memperingati 100 Tahun Hari Kebangkitan Nasional dalam bentuk Peringatan Satu Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia untuk merefleksikan apa yang telah diperbuat perempuan Indonesia dalam kurun waktu seratus tahun agar menjadi inspirasi dan motivasi bagi perjalanan bangsa Indonesia terutama kaum muda ke masa depan.

Salah satu kegiatan yang menjadi icon Peringatan 100 Tahun Kebangkitan Perempuan Indonesia bertemakan "Pemberdayaan Perempuan Dalam Membangun Kehidupan Berkeluarga, Bermasyarakat, Berbangsa dan bernegara Guna Memperkokoh dan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia – NKRI".

Sejarah Perjuangan Perempuan Indonesia dalam kurun waktu 100 Tahun pada pameran ini diwujudkan dalam beberapa cluster/bagian, yang akan menceritakan rangkaian perjalanan Perempuan Indonesia sejak tahun 1908 sampai 2008 melalui foto dan simbol-simbol lainnya, yang bisa bercerita, sebagaimana ungkapan "satu foto lebih berarti dari sejuta kata"

Cluster pertama menggambarkan Tujuh Periode Sejarah Pergerakan Perempuan Indonesia, yang terbagi dalam periodesasi 1908–1928 adalah masa pergerakan untuk bangkit merebut kemerdekaan dari kaum penjajah Belanda, 1928–1945 merupakan masa kolonial dimana kaum perempuan Indonesia masih banyak terkungkung dan menyelesaikan pekerjaan domestik. Sedangkan masa revolusi kaum perempuan ada pada periode 1945-1950, pada masa ini sudah mulai bermitra dengan kaum laki-laki memperjuangkan kemerdekaan dan sekaligus membebaskan kaum perempuan dari tindakan-tindakan diskriminatif.
Periode 1950–1965 adalah masa orde lama dimana kaum perempuan Indonesia sudah lebih terbuka lagi untuk berada di ranah publik dan sebagian kecil berada di arus utama politik/kabinet. Periode 1965 – 1967, masa peralihan dimana kaum perempuan Indonesia sudah mulai berpolitik dan memasuki organisasi-organisasi yang ada dimasanya. Dimasa orde baru, yaitu pada periode 1967–1998 merupakan masa peningkatan kualitas hidup kaum perempuan di berbagai bidang pembangunan dan pada masa tersebut telah dibentuk Kementeri Muda Urusan Peranan Wanita (1978–1983) hingga sekarang. Periode 1998 sampai dengan sekarang, merupakan masa reformasi. Pada masa ini kaum perempuan sudah berada di ranah publik, dan kiprah perempuan Indonesia telah menunjukkan kesetaraan dengan kaum laki-laki.

Selain itu, juga dipamerkan foto-foto dari para tokoh daerah yang aktif memperjuangkan perbaikan kehidupan perempuan di daerahnya dan selalu merekat bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada bagian lain dari pameran ini, ditampilkan beragam karya dan prestasi perempuan di bidangnya yang merupakan cara positif pemerintah pada waktu dalam memotivasi dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan, antara lain seperti Penerima Penghargaan Kalpataru, Upakarti, Adipura.

Di samping itu juga terdapat stand pameran yang mempromosikan produk dari kelompok perempuan binaan pemerintah pusat dan daerah dari berbagai sektor. Kelompok perempuan ini tergabung dalam berbagai usaha produktif seperti industri kecil, Unit Koperasi, Kelompok Usaha Bersama yang bertujuan untuk mengangkat ekonomi keluarga dan masyarakat.
Ibu Ani mengunjungi stan pada Pameran 1 Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia, di Silang Monas, Sabtu (30/8) pagi. (foto: abror/presidensby.info)
Ibu Ani memukul kentongan membuka Pameran 1 Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia, di Silang Monas, Sabtu (30/8) pagi. (foto: abror/presidensby.info)

Pameran Seratus Kebangkitan Perempuan Indonesia ini, dibuka oleh Ibu Negara, Nyonya Ani Bambang Yudhoyono, dengan beberapa acara spesifik diantaranya penyerahan kruisteek terpanjang karya kelompok perempuan Desa Hutan Perum Perhutani KPH Ngawi. Kruisteek yang telah mencatat rekor MURI 2007 ini berisi pesan bahwa perempuan harus berupaya menjaga dan melestarikan hutan agar tidak dirusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggungjawab.
Ibu Ani menerima kruisteek dari kelompok perempuan Desa KPH Ngawi, pada Pameran 1 Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia, di Silang Monas, Sabtu (30/8) pagi. (foto: abror/presidensby.info

Pada acara pembukaan ini juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada 4 orang perwakilan perempuan berprestasi yaitu Mariana Sutadi, SH (dibidang yudisial), Hj. Aisyiah Amini, SH.MH (mengukir karir di bidang politik), Prof. Dr. Edi Sediawati (ilmuwan dibidang kebudayaan) dan Mursiah Zafril Ilyas (perintis dan pengembang koperasi tanggung renteng).

Selain itu, Penyerahan pohon sukun dan kelapa kepada tujuh perempuan yang mewakili bidang pendidikan (Mursyiah - Ketua Koperasi Sekolah Perempuan Ciliwung), bidang Kesehatan (Farida Salahuddin Wahid - Muslimat NU bidang Kesehatan Sosial dan Lingkungan), bidang politik (Dra.Hj. Sumhastuti Toton - Kaukus Perempuan Politik Indonesia), bidang Hukum (DR. Sulistyowati Irianto - dosen program Kajian Wanita UI), bidang ekonomi (Sri Suhartati – pensiunan PNS yang sukses dalam usaha mikro pelayanan catering), bidang sosial budaya dan lingkungan (Dra. Hj. Margaretha Gauthama, MSc – perwakilan LSM Warastri Perhimpunan Masyarakat Menteng) bidang media (Dra. Ninuk Mardiana Pambudy – Wartawati Harian Kompas).
Ibu Ani menyerahkan pohon pada peringatan satu Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia, di Silang Monas, Sabtu (30/8) pagi. (foto: abror/presidensby.info)
Dipilihnya kedua jenis pohon tersebut menyimbolkan bahwa perempuan harus berperan aktif dan mengajak semua orang untuk menanam, menjaga dan melestarikan tanaman yang memberi manfaat besar pada kehidupan manusia.

Buah sukun yang mengandung pati dan karbohidrat, bisa diolah menjadi tepung dan berguna sebagai bahan baku pembuatan macam-macam kue yang mengandung protein lebih tinggi dari ubi kayu, ubi jalar, pisang dan haddise, yang bisa pengganti tepung terigu dengan pengolahan yang lebih muda. Sedangkan kelapa merupakan tanaman yang serbaguna, mulai dari akar hingga pucuknya bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada bentuk tertentu ternyata tidak benar buah kelapa merupakan penyebab kolesterol, jantung koroner dan penyumbat pembuluh darah, malah sebaliknya kelapa menjadi tanaman obat dan dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit, bahkan air kelapa kopyor baik dikonsumsi oleh ibu hamil dan berkhasiat untuk kesehatan.

Pada bagian akhir acara puncak ini, Ibu Negara mengukirkan tandatangan pada pesannya yang menjadi tanda pembukaan Pameran 1 Abad Kebangkitan Perempuan Indonesia secara resmi.